Rabu, 04 Desember 2019

ESENSI MAHAR SUATU KEILMUAN

ESENSI SUATU MAHAR DALAM KEILMUAN 

Mahar adalah sebuah sebuah etika, syarat, tradisi antara guru dan murid dalam hal keilmuan dan itu sudah berlangsung dari zaman ke zaman.

 Mahar tidaklah seperti orang jual beli karena esensi istilah "mahar"  sendiri lebih tinggi dari pada orang berjualan.
 
Ilmu yang dimiliki seorang guru ibarat anak yang hendak dipinang, orang menikah saja pakai mahar, apa iya ada yang mau menikahi anak gadis orang maunya gratis?? dan tidak ada orang tua di dunia ini yg rela tentunya 


Mahar juga berfungsi nilai spiritual pengikat antara guru dan murid, tanda kesungguhan dan keseriusan  ilmu si murid terhadap suatu ilmu. 
Dimana bila si murid di beri ilmu cuma-cuma maka akan meremehkan karena ia tak keluar biaya, yang terjadi akhirnya ilmunya bisa menjadi tak bertuah karena meremehkan dan sudah tak istiqomah menjalankan. 

para ahli hikmah, kyai, atau ahli spiritual sudah sadar betul ilmu itu sebenarnya justru tidak ternilai, kalau si murid paham makna sebuah mahar, bahkan bisa ambil contoh ilmu-ilmu ilahiyah, laduniyyah yang turun dari Yang Maha kuasa, dari para malaikat, dari ruhani para wali, hal tersebut tak akan bisa digantikan dengan segunung emas sekalipun. 

Kita ambil contoh air, kenapa orang-orang ramai beli air kemasan padahal di sumur air berlimpah-limpah takkan habis tapi memilih beli air galon di toko? 
ikan di laut gratis, kenapa beli ikan di pasar? kenapa tak jala sendiri saja di laut? 

Jadi sedulur yang saya ingin saya sampaikan ialah murid harus memahami makna sebuah mahar sendiri itu apa, mahar adalah sebuah "PENGGANTI" dan bukan "HARGA". Dimana pengganti itu sendiri sebenarnya tak bisa digantikan karena kembali ke awal tadi, ilmunya tak ternilai, namun Karena kemudahan dan kemurahan hati seorang guru untuk mengikhlaskan ilmunya kepada si murid, maka, si murid wajib mengganti dengan sejumlah mahar. 
Hal ini bersesuaian dengan seorang ayah/ibu mengikhlaskan anak perempuannnya dimahari oleh seorang pria untuk dinikahi. 

Banyak yang salah kaprah memahami hal ini. Boleh saja orang berpendapat sekehendak hati, namun akan jadi bebal tanpa ilmu. Su'ul adab orang-orang yang mengatakan jualan ilmu. 
Maka akan saya lempar pertanyaan balik, apakah kalian bila punya anak perempuan dimahari seorang pria untuk dipinang, apakah kalian itu jualan anak? tidak bukan. karena mahar adalah, pengganti, syarat sekaligus, tanda keseriusan. 

sekian, wassalamu, semoga tercerahkan, bagi pikiran-pikiran negatif yang kurang piknik, makanya kalo maen ke kyai jangan nongkrong di warteg 😁, (maaf bcanda)