Rabu, 11 Juli 2018

GAJI JUTAAN SEORANG TUKANG CUKUR (kisah nyata)

::Pekerjaan Sederhana Ini yang Membuat Penghasilan Muadzin Masjid Jami' Isma'il Bedali Lawang Malang Mengalahkan Gaji Banyak Karyawan::
.
Simak obrolan saya dengan Mas Arif, Sang Muadzin!
.
.
Saya bertanya, "Mas Arif dibayar bulanan di sini sebagai muadzin?" Saya bertanya begitu sebab masjid2 kota memang begitu biasanya.
.
Beliau menjawab, "Tidak Pak. Saya tidak mau. Kalau saya diberi dari masjid langsung saya masukkan kembali ke kotak amal masjid atau saya sedekahkan. Saya sudah sangat cukup punya penghasilan. Saya punya pekerjaan. Dan hasilnya berlimpah."
.
.
Saya bertanya: "Memang pekerjaannya apa, Mas Arif?"
.
Beliau menjawab: "Saya tukang cukur, Pak. Itupun saya kerjakan dengan tanpa beban. Jika hampir waktunya sholat, kalau ada pelanggan, saya kasih pilihan, "kalau Bapak mau menunggu saya sholat silahkan, bidak ini tetap saya buka. Jika Bapak tergesa-gesa boleh ke tempat lain."
.
Mas Arif buka sudah cukup siang. Sebelum dzuhur beliau tutup. Beliau ke masjid Isma'il. Bersuci. Adzan sebagai tugas rutin. Sholat berjama'ah. Wirid secukupnya. Nyantai dulu di masjid secukupnya. Baru buka lagi.
.
Sebelum ashar tutup lagi. Sholat jama'ah ashar di masjid Isma'il. Sesudah itu, baru buka lagi sampai jam 5 sore. Lalu tutup menjelang maghrib hingga selesai sholat isya'. Bakda isya' baru buka lagi sampai pukul 11 malam atau 23.00 WIB.
.
.
Saya bertanya: "Berapa kepala bisa dicukur setiap harinya, Mas Arif?"(Batin saya 10-20 orang sudah bagus)
.
Beliau menjawab: "Rata-rata 40 orang setiap harinya. Bahkan malam lebaran Idul Fitri kemarin sampai 130 orang. Kalau tidak percaya, Bapak boleh tanya Bapak2 Takmir Masjid sini!"
.
Saya terkejut dan hampir tidak percaya. Kok bisa sebanyak itu. Maka saya tanya lagi, "memangnya sekali mencukur berapa menit Mas? Bukankah butuh setengah jam?"
.
Beliau menjawab: "Cuma lima menit". (Pantesan. Cuma 5 menit. 1 jam berarti sudah dapat 12 kepala. 40 orang tidak sampai 4 jam. Masuk akal juga, batin saya.)
.
"Sekali cukur berapa, Mas Arif?"
.
"13 ribu, Pak" (Jujur, kalau di Blitar, rata2 cuma 10 ribu. Di situ 13 ribu. Wajar sih. Malang adalah kota besar.)
.
.
Saya melihat senyumnya begitu damai ala santri pesantren. Langsung saja saya bertanya, "Mas Arif dulu mondok di mana?"
.
Beliau menjawab: "Di Jombang, Tebuireng, Pak."
.
"LQ, kah?" (Nebak aja. Itu salah satu pesantren yang cukup terkenal)
.
"Ya, Pak" (Alhamdulillah benar tebakan saya)
.
.
"Gimana ceritanya menjadi tukang cukur dan muadzin di sini?"
.
"Sepulang dari pondok, saya sempat murtad (na'udzu billah, tapi ternyata yang dimaksudkan olehnya adalah sempat keluar dari ajaran pesantren. Menjadi anak nakal dan liar.). Tapi sesudah menikah dan punya anak bingung cara mencari nafkah. Saya sowan ke Kiai saya di pesantren. Oleh Kiai saya, saya dibekali gunting. Sudah, kamu kan zaman di pondok dulu sering mencukur teman2mu. Kamu buka kerja mencukur saja dan jaga sholatnya! Itulah yang saya lakukan. Alhamdulillah, sekarang, berlimpah begini."
.
.
Dari obrolan itu, pas sampai di rumah Selotumpuk kembali, saya pikirkan ulang hikmah apa yang bisa saya ambil. Inilah beberapa yang bisa saya ambil:
.
.
1. Cari keahlian kita di bidang apa? Lakukanlah sepenuh hati! Mas Arif menemukan dirinya bisa mencukur lalu ditekuninya.
.
.
2. Cari tempat yang ramai sehingga penawaran kita mudah ditemukan oleh para pelanggan! Mas Arif buka bidak cukur di depan jalan raya besar jalur propinsi/ nasional dan dekat masjid diperkirakan banyak orang mampir.
.
.
3. Cari tempat yang dekat masjid! Dan jaga sholat 5 waktu berjama'ah! Hentikan pekerjaan beberapa saat sebelum jam sholat sehingga kita bisa fokus ibadah! Ini menambah keberkahan pekerjaan kita.
.
.
4. Bekerja dengan profesional dan cepat! Mas Arif mampu mencukur 5 menit saja. Maka rata2 per hari 40 kepala. Bahkan mampu 130 kepala.
.
.
5. Buang gengsi jauh2! Lihat, tukang cukur lebih berlimpah dari pada karyawan! Yang penting halal!
.
.
Dari mana bayaran 15 juta lebih itu? Jika sehari rata-rata 40 orang dan 1 orangnya 13 ribu. Totalnya sehari mendapatkan 520 ribu. Sebulan berapa? 520 ribu dikali 30 hari sama dengan Rp.15.600.000,- dalam sebulan. Pas malam lebaran dapat berapa? 13 ribu dikali 130 orang sama dengan Rp.1.690.000,- dalam semalam saja. Subhanallah.
.
.
Para sahabat, saya tidak menyarankan anda harus menjadi tukang cukur. Itu terserah anda saja. Temukan sendiri keahlian anda! Apa yang bisa anda lakukan? Tawarkan! Dan dari kisah nyata Mas Arif ini, kita bisa belajar suatu pekerjaan yang tidak muluk2 tapi hasilnya luar biasa. Dan terpenting, tetap menjaga ibadahnya secara teguh dan maksimal.
.
.
Semoga bermanfaat.
Salam silaturahmi dan hormat takdzim.
.
.
Alfaqiir: Muhammad Itsna Hambali,
PP. Darul 'Ulum, Selotumpuk-Tangkil-Wlingi-Blitar-Jawa Timur-Indonesia
.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar